Sosialisasi Ruang Ekologis Berbasis Nilai-Nilai Religius Pada Masyarakat Nelayan di Desa Liya One Melangka, Wangi-Wangi Selatan Wakatobi
DOI:
https://doi.org/10.31004/jh.v4i6.1775Abstract
Artikel ini membahas sosialisasi ruang ekologis berbasis nilai-nilai religius pada masyarakat nelayan di Desa Liya One Melangka, Wangi-Wangi Selatan Wakatobi. Rendahnya tingkat kesadaran ini membuat beberapa praktik yang kurang ramah lingkungan masih terjadi, seperti penggunaan alat tangkap yang merusak terumbu karang. Selain itu, sebagian besar masyarakat belum menguasai konsep ekologi dasar, seperti keanekaragaman hayati dan keberlanjutan. Walaupun masyarakat desa ini memiliki kepercayaan yang kuat terhadap ajaran agama, kaitan antara ajaran tersebut dan upaya pelestarian lingkungan belum sepenuhnya terefleksi dalam keseharian mereka. Metode dalam artikel ini dalam tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tindak lanjut. Nilai-nilai religius seperti menjaga amanah dari Tuhan sering kali belum terwujud dalam tindakan ekologis yang konkret, terutama dalam aktivitas penangkapan ikan dan pengelolaan sumber daya laut dengan melakukan sosialisasi dan pembagian brosur ruang ekologis dan religius.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Rifal, Ahmadin, La Malihu, M. Rasyid Ridha, Ilham Samudra Sanur
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the works authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).