Edukasi Tentang Tanda Bahaya Pada Kehamilan di BPM Salabiah Kota Lhokseumawe

Authors

  • Cut Linar STIKes Darussalam Lhokseumawe
  • Muammar Muammar STIKes Darussalam Lhokseumawe
  • Wulandari Wulandari STIKes Darussalam Lhokseumawe
  • Nelly Aulia STIKes Darussalam Lhokseumawe
  • Zizah Lageana STIKes Darussalam Lhokseumawe
  • Fira Al Humaira STIKes Darussalam Lhokseumawe

DOI:

https://doi.org/10.31004/jh.v5i2.2331

Abstract

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2021), AKI di Indonesia mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor utama tingginya AKI adalah keterlambatan dalam mengenali dan menangani tanda bahaya kehamilan. Terdapat tiga jenis keterlambatan yang sering terjadi, yaitu keterlambatan dalam mengenali tanda bahaya, keterlambatan dalam mengambil keputusan untuk mencari pertolongan, dan keterlambatan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Hal ini menunjukkan pentingnya program edukasi dan penyuluhan kesehatan ibu hamil, terutama di daerah dengan akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan. Selain itu, rendahnya tingkat pemeriksaan kehamilan secara rutin juga menjadi faktor risiko dalam keterlambatan deteksi tanda bahaya kehamilan. Studi yang dilakukan oleh Hidayat et al. (2022) menunjukkan bahwa ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) secara teratur memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi kehamilan yang tidak terdeteksi sejak dini. Oleh karena itu, pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama kehamilan sangat dianjurkan untuk mendeteksi tanda bahaya sejak dini dan mencegah komplikasi yang lebih serius. Pelaksanaan kegiatan pengabmas tentang Edukasi mengenai tanda bahaya kehamilan untuk Meningkatkan Kesadaraan ibu hamil mengani tanda bahaya kehamilan di BPM Salabiha Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe pada tanggal 02 Februari 2025 dari jam 09.00 Wib sampai dengan 11.00 Wib dengan dihadiri oleh 3 orang ibu hamil. Peserta pengabdian 1 orang ketua  dan anggota 2 orang anggota berupa Dosen serta bidan Salabiah selaku pemilik BPM. Kegiatan ini memerlukan aktifitas yang berkelanjutan antara pihak kampus dengan lokasi pengabdian, sehingga solusi yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian kali ini mampu menjadi solusi permanen dan dapat dimaksimalkan oleh pihak mitra yang bekerjasama dengan dosen yang melakukan kegiatan pengabdian.

Downloads

Published

2025-03-14

How to Cite

Linar, C., Muammar, M., Wulandari, W., Aulia, N. ., Lageana, Z., & Humaira, F. A. . (2025). Edukasi Tentang Tanda Bahaya Pada Kehamilan di BPM Salabiah Kota Lhokseumawe. Journal Of Human And Education (JAHE), 5(2), 104–110. https://doi.org/10.31004/jh.v5i2.2331